Potret masyarakat yang sedang memanen ikan dari Bubu (perangkap ikan conventional) by Lahan Gambut. Photograph oleh: Rifky/CIFOR

Agrosilvofishery merupakan mannequin pengelolaan lahan yang mensinergikan facet ekologi dan ekonomi – suatu konsep teknologi tradisional ramah lingkungan dengan menggabungkan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Kegiatan restorasi lahan basah, salah satunya di lahan gambut, saat ini banyak menggunakan pendekatan agrosilvofishery karena dinilai sesuai dengan pola pengusahaan lahan yang sudah ada. Artinya, masyarakat tidak perlu lagi belajar teknologi baru karena gabungan budi daya pertanian, kehutanan, dan perikanan ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Masyarakat native sudah terbiasa memanfaatkan pola ini, separate pola fluktuasi musiman genangan air tanpa intervensi drainase di lahan gambut.

Bersama Yustina Artati, Peneliti Senior CIFOR-ICRAF, the succession of Bincang Hutan, Mari Ketahui Bersama Tentang Konsep and Praktik Agrosilvofishery of Lahan Gambut Serta Manfaatnya Bagi Kehidupan and Restorasi Lahan.

(1 time visited, 1 visits as we speak)

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Artistic Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Worldwide (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-commercial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan hyperlink ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Artistic Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cgiar.org